Akustic & Organologi - Widjaja-Library

"Make a Difference with education and be the best" -Antoni Widjaja

Breaking

Friday, 18 September 2015

Akustic & Organologi

Akustik adalah ilmu suara & berkaitan dengan asal suara dengan frekuensi jangkauan pendengaran manusia sekitar 16Hz sampai 20.000 Hz, juga mempelajari tentang struktur instrument music berdasarkan sumber bunyi, cara memproduksi bunyi & system pelarasan. Akustik dalam istilah music merupakan “studi mengenai sumber bunyi pada alat music”. Akustik Organologi muncul sejak abad 16 dalam buku Sebastian Virdung (Musica Getuscht und Ausgezogen,  1511) Martin Agricola dalam bukunya Instrumentalis Deudsch, (1929). Pada tahun 1941 Nicholas Bessaraboff  menggunakan istilah organologi dalam arti yang lebih sempit, untuk membedakan ilmiah & aspek teknik pada alat music dari studi yang lebih luas baik untuk tujuan estetika murni, atau semata-mata untuk tujuan kepentingan agama. 

Organologi mempelajari alat music yang sebenarnya (persediaan, terminology, klasifikasi, deskripsi konstruksi, bentuk & teknik bermain) namun dalam penelitiannya tidak dapat mengabaikan produksi music (analisis fenomena & skala music) atau data pada penggunaan instrumen, factor social-budaya & keyakinan yang menentukan bahwa penggunaan atau status & pelatihan para player. Bahkan studi tentang simbolisme & estetika dari instrumen baik sebagai objek artistik dan alat music, relevan dengan organologi.

Alat Music Berdasarkan Sumber Bunyi

  • Idiofon: Alat music yang sumber bunyi nya berasal dari bahan dasarnya. 
  • Aerofon: Alat music yang sumber bunyi nya berasal dari hembusan udara pada rongga.
  • Kordofon: Alat music yang sumber bunyi nya berasal dari dawai. 
  • Membranofon: Alat music yang sumber bunyi nya berasal dari selaput membrane Elektrofon: Alat music yang sumber bunyi nya berasal dari berasal dari energy listrik (elektronik)


Sejarah Organologi


Berdasarkan sejarah, asal dan hubungan instrumen yang ada sekarang dan yang ada pada zaman dahulu juga merupakan bagian dari disiplin ilmu organologi. Pengetahuan ini diperoleh dari dari sumber-sumber ikonografi yang terdapat oleh orang sumeria, orang Het, Asyur, Mesir, Yunani dan Romawi, Celtic dan patung, Ornamen vas, lukisan dan juga ukiran. Bukti lain juga disedakan oleh naskah-naskah kuni (script) dunia baru dan relief-relief yang diukir di bebatuan di tempat tinggal gua pra sejarah. Penggalian arkeologi secara teratur memberikan pengetahuan tentang instrument, kebanyakan dari peninggalan itu masih terkait dengan instrumen saat ini, antara lain: Kecapi dan harpa dari Ur, kecapi  China dari Shoshoin pada abad ke-8, konceng perunggu dari 1 Milenium SM, kuningan tanduk dari Skandinavia, dan pipa buluh atau tanah liat yang digunakan sebagai instrumen tiup oleh orang-orang Mesir kuno dan Amerindian. Temuan yang lebih tua bahkan banyak terdapat di Eropa, termasuk Bullroarer Magdalenian (ditemukan di barat daya Prancis) dan fragmen tulang aerophones prasejarah sekitar 15.000 tahun, sudah menunjukan ‘bagian’ kecil khas seruling. Jumlah dan variasi serta usia yang lama untuk bertahan adalah penggambaran dari instrumen dan pemain, menjadi saksi penting nya music di hampir semua peradaban dunia.

Alat-Alat Music: Definisi & Klasifikasi


Organologi menganggap setiap alat atau perangkat yang dibuat oleh manusia untuk menghasilkan suara adalah sebagai alat music. Definisi yang diberikan oleh Alexander Buchner (1990) “sebuah alat music merupakan sumber suara yang sengaja di produksi, dibangun & digunakan untuk produksi music. Berdasarkan sifat akustik yang berpartisipasi dalam efek music artistik, karna sifat akustik fiturnya sesuai dengan standar budaya kaum pada priode sejarah tertentu” . Menurut pandangan Erich von M. Hornbostel (1933) “untuk tujuan penelitian harus menghitung segala sesuatu sebagai alat musik dengan suara yang dapat diproduksi dengan sengaja”. Namun ia membedakan antara instrumen musik dalam arti konvensional. Schaeffner (1936) merumuskan pertanyaan dengan benar “jika suatu benda dapat menghasilkan suara, bagaimana kita mengenali itu adalah musik? Kualitas apa, seperti apa, karna itu akan berkisar dengan instrumen musik lainnya. Ia menyediakan jawaban sendiri dari pertanyaannya (1946), ia menyatakan bahwa semua bagian alat musik ‘karakteristik timbre, baik untuk memproduksi suara atau pitch yang pasti, atau setidaknya untuk menyediakan bahan untuk suara yang dihasilkan berturut-turut dalam urutan waktu, yang dapat digambarkan sebagai irama musik. 

Definisi ini yang menetapkan parameter timbre, pitch & irama, membuka lapangan bagi organologist dari investigasi untuk semua alat musik—melalui penyadapan dari bamboo atau piano kuno—terlepas dari konstruksi mereka yang belum sempurna atau canggih, dari cara dimana mereka digunakan, geo-budaya asal mereka dan sejarah mereka. Konsep instrumen seperti konsep musik itu sendiri (ketika gagasan semacam itu ada), berbeda dari satu budaya atau priode yang lain, tergantung pada fungsinya.

No comments:

Post a Comment