Aku sempat bertemu dengan mu
Ya! Di ingatan
Di kesedihan anak kecil
Di cawan tak terjangkau
Di kehausan senantiasa
Di pikiran yang lupa
Di tepi malam yang lain
Diantara lalu lalang hal-ihwal yang mati setiap saat di ingatan
Aku sempat mengenal mu
Kalut muram
Hidup ini lelucon samar
Hidup menyeret mu & jangan ingkari kau sahabat paman ku
Ini hari aku pandangi di cermin pilu
Kau sendiri
Cahaya meraung di udara bernyanyi
Akan aku kirim pesan! Lalu senyum berkibaran ditangan mu
Begitulah duhai sahabat paman ku
Kau dengar peluit tergila? Yang mencuri kapal bercambang buih dimana telah tumpas semua tawa
Ku kenang pelukan terakhir sang roh
Tiada ampun
Tiada derita
Tertawalah sampai menangis dengan gelak yang banyak
Tapi tutup lah pintu wajah mu agar kemudian tak diucapkan itu adalah engkau
Aku sempat bertemu dengan mu
ASA yang putus
Hendak ke mana!
Yang putus ASA, itu saja.
Terakhir pergi jiwa & raga pergi
Pergi terlepas dari tatapan batu-batu penindas yang tidur ditenggorokan
Telah tertutup makna matahari
Telah bersinar makna ketertutupannya
Itu cuma dahaga kesunyian
Tiada perjumpaan
Jagalah diri dari sunyi di gurun
Dari kelana dengan gelas kosong & bayang dari bayangan
Aku sempat bertemu dengan mu
Kau menelanjangi diri di surga ingatan
Menerjang dengan baju beriap api dari bintang ke bintang
Dari bayang ke bayang
Kau tewas oleh kematian berjarak yang kepada angin mencinta engkau dikenang
Aku sempat bertemu dengan mu
Ya! Aku pernah bertemu engkau yang adalah sahabat paman ku
Ya! Di ingatan
Di kesedihan anak kecil
Di cawan tak terjangkau
Di kehausan senantiasa
Di pikiran yang lupa
Di tepi malam yang lain
Diantara lalu lalang hal-ihwal yang mati setiap saat di ingatan
Aku sempat mengenal mu
Kalut muram
Hidup ini lelucon samar
Hidup menyeret mu & jangan ingkari kau sahabat paman ku
Ini hari aku pandangi di cermin pilu
Kau sendiri
Cahaya meraung di udara bernyanyi
Akan aku kirim pesan! Lalu senyum berkibaran ditangan mu
Begitulah duhai sahabat paman ku
Kau dengar peluit tergila? Yang mencuri kapal bercambang buih dimana telah tumpas semua tawa
Ku kenang pelukan terakhir sang roh
Tiada ampun
Tiada derita
Tertawalah sampai menangis dengan gelak yang banyak
Tapi tutup lah pintu wajah mu agar kemudian tak diucapkan itu adalah engkau
Aku sempat bertemu dengan mu
ASA yang putus
Hendak ke mana!
Yang putus ASA, itu saja.
Terakhir pergi jiwa & raga pergi
Pergi terlepas dari tatapan batu-batu penindas yang tidur ditenggorokan
Telah tertutup makna matahari
Telah bersinar makna ketertutupannya
Itu cuma dahaga kesunyian
Tiada perjumpaan
Jagalah diri dari sunyi di gurun
Dari kelana dengan gelas kosong & bayang dari bayangan
Aku sempat bertemu dengan mu
Kau menelanjangi diri di surga ingatan
Menerjang dengan baju beriap api dari bintang ke bintang
Dari bayang ke bayang
Kau tewas oleh kematian berjarak yang kepada angin mencinta engkau dikenang
Aku sempat bertemu dengan mu
Ya! Aku pernah bertemu engkau yang adalah sahabat paman ku
No comments: