Kesadaran tentang bunyi & waktu itu adalah semacam bentuk suatu perbandingan-perbandingan, perbedaan, variasi, maupun kontras, yang mendorong manusia untuk mempertaruhkan perhatian rasionalnya sekaligus secara emosional. Sebagaimana sekutum bunga, yang dapat mempermainkan indera penglihatan, bahwa secara fitrahnya, bunga yang indah berwarna-warni itu tidak lain merupakan suatu permainan cahaya saja "hanya orang yang dapat melihat yang dapat menikmati keindahan bunga". Maka dalam hal ini, saat manusia sadar bahwa bunyi itu sendiri berada dalam waktu, maka bunyi kemudian membentuk suatu permainan ritme yang membawa manusia ke dalam suatu kenyataan bahwa musik cuma permainan audio "bunyi". Sebagaimana Hans Georg Gadamer dalam karya nya yang berjudul "Truth & Method" yang di ulas kembali pada laman media kompasiana.com 5 Juli 2018 17:29. Diperbarui: 5 Juli 2018 17:49 bertajuk "Gadamer, Kebenaran & Metode";
'...interprestasi seni mengacu pada merehabilitasi "estetika murni" melalui peleburan horizon mentranstendesikan model subjek objek (melebur) untuk mendapatkan keutuhan pada fungsi, maksud, apa, bagimana, temporalitas, ruang, & karya seni tersebut".
Dengan kata lain, apabila musik itu adalah bunyi, maka bunyi tersebut adalah bunyi itu sendiri & belum dapat dikatakan sebuah musik. Semantara itu, pada laman Republika.co.id Jumat 05 Feb 2016 22:11 WIB bertajuk "Musik dalam Dimensi Ruang Arsitektur" mengabarkan bahwa;
"Goethe seorang filsuf terkenal menyatakan bahwa architecture is a frozen music yaitu bahwa arsitektur adalah suatu musik yang beku.....Musik juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk seni yang menggunakan media suara. Di dalam musik terdapat beberapa elemen penting seperti pitch (yang mengatur melodi & harmoni), rhythm (berkaitan dengan konsep tempo, meter & artikulasi), dinamika & kualitas sonic timbre & tekskur. Sebuah musik tidak dapat dipisahkan dari segala elemen tersebut di atas untuk menghasilkan suatu karya seni yang tinggi.....Hal ini menunjukkan adanya harmonisasi & keseimbangan seni dengan alam yang saling mempengaruhi satu sama lainnya sesuai dengan fenomena alam". Republika.co.id Jumat 05 Feb 2016 22:11 WIB
Artinya dapat dipahami bahwa, jika bunyi & ritme itu boleh dilambangkan sebagai nasib manusia, maka melodi & harmoni menjadi gambaran dinamika vitalitas suatu hidup. Oleh karena itu keindahan musik sebenarny terletak bukan saja pada keselarasan harmoni, dinamika, maupun timbul-tenggelamnya melodi, tapi lebih disebabkan karena kehadiran waktu & bunyi itu sendiri pada diri manusia. Gadamer menambahkan;
"...pada pemikiran "Geisteswissenchaften" dengan mengatakan pengalaman seni adalah pengalaman kesadaran paling ilmiah pada batas-batasnya. Dengan argumentasi pengalaman keindahan lebih mengetahui dirinyan sendiri, memiliki nilai kesadaran keintiman, & dapat memahami unsur kemanusian menjadi lebih baik". kompasiana.com 5 Juli 2018 17:29 Diperbarui: 5 Juli 2018 17:49;
Dalam hal ini, seperti yang telah diketahui, musik itu pada hakikatnya memiliki dua ruang dimensi;
"Dalam musik, dikenal dimensi ruang dalam musik yang memiliki dua ruang dalam waktu yaitu nada & sunyi". Republika.co.id Jumat 05 Feb 2016 22:11 WIB
Dengan demikian dapat dipahami bahwa, keindahan musik itu sekaligus melambangkan diri manusia itu sendiri. Sebab disanalah seluruh emosi & vitalitas manusia dipertaruhkan. Dengan kata lain, manusia mencipta, memainkan sekaligus mendengarkan musik karena ingin melihat dirinya sendiri.
Masuk gan (y)
ReplyDelete