KARAKTERISTIK UMUM MUSIK BAROQUE - Widjaja-Library

"Make a Difference with education and be the best" -Antoni Widjaja

Breaking

Saturday 29 March 2014

KARAKTERISTIK UMUM MUSIK BAROQUE


Masyarakat pada jaman Barok banyak disuguhi karya-karya musik yang indah, menyenangkan, & mengesankan,  sekaligus berkesan simbolis & makna yang dalam. Simbol angka 3 (tiga) misalnya, memiliki makna Tritunggal, demikian pula angka 4 (empat) misalnya, memiliki makna tentang unsur-unsur alam. Peredaran & susunan planet-planet dalam system tata surya juga disimboliskan dalam perbandingan 4:5 untuk interval 3 terts mayor, 1:2 untuk interval 8 oktaf murni, ataupun 2:3 untuk interval 5 kwin murni. Tidak hanya symbol matematis saja yang digunakan dalam ilmu pengetahuan musik, tetapi juga lainnya. 

Musisi Barok menyimbolkan bahwa pergerakaan melodi yang naik seperti gambaran tentang surga, sementara pergerakan melodi yang turun digambarkan sebagai neraka. Musik Barok umumnya memiliki ulangan-ulangan yang sama serta variasi dalam detail-detailnya. Memiliki pergerakan secara siklus, hidup, & dinamis. Namun pada bagian lain bergerak tenang & mengalir. Berbeda dengan gaya klasik, gaya Barok relatif tidak memiliki titik tujuan. Beberapa yang dapat dijadikan acuan jika ingin mengapresiasi musik Barok:

  • Perasaan Yang Menyatu
Kebanyakan karya-karya Barok khususnya instrumental, memiliki satu kesan mood atau perasaan yang menyatu. Misalnya suatu karya musik di awali dengan rasa bahagia, maka musik tersebut juga terus berlangsung untuk membangun rasa bahagia dari awal hingga akhir. Untuk itu, komposer menggunakan irama & pola melodi tertentu tersebut untuk menggambarkan suatu perasaan tertentu itu. Sementara karakteristik ini tidak berlaku untuk kebanyakan karya vocal di jaman Barok. Syair atau teks lagu umumnya menentukan perubahan mood. Perubahan mood yang drastis dapat terjadi bila syair atau teks lagunya menggambarkan perubahan. Namun kebanyakan perubahan ini terjadi setelah satu gambaran perasaan dinyanyikan dalam durasi atau jangka waktu yang panjang. Contoh karya yang dapat ditemukan pada aspek ini, silahkan dengar pada karya Concerto of Brandenburg - Johann Sebastian Bach.
  • Irama Dalam Gaya Barok
Pola irama yang terdapat pada bagian awal karya musik Barok biasanya akan digunakan dalam ulangan-ulangan sepanjang karya, gerak irama tersebut memungkinkan perolehan energi & arah untuk terus bergerak maju. Jarang ditemukan karya Barok yang aliran musiknya terganggu. Ketukan (beat) pada karya-karya Barok lebih nyata dibandingkan karya-karya pada masa Renaissance. Perhatikanlah bagaimana irama tetap dipertahankan sejak awal hingga akhir pada karya Canon-nya Pachebel. 
  • Melody Dalam Gaya Barok 
Melodi dalam musik Barok juga menghasilkan perasaan berkelanjutan. Suatu melodi yang didengar diawal karya akan terdengar lagi secara berulang disepanjang karya melalui pengolahan melodi seperti repetisi, sekuens & ornamentasi. Frase melodi pendek akan menjadi lebih panjang & mengalir. Melodi jaman Barok memberikan impresi ekspansi dinamika dibandingkan keseimbangan & simetri. Contoh yang baik dalam hal ini dapat disimak pada karya Four Seasons - Antonio Vivaldi.
  • Dinamik Bertingkat
Sejalan dengan pengolahan irama & melodi, dinamika pada musik Barok juga mementingkan aspek kontinuitas atau keberlanjutan terus menerus.Volume suara dipertahankan pada level tertentu untuk waktu yang agak panjang, bila terjadi perubahan maka perubahan, maka volume itu memasuki level yang lebih tinggi. Biasanya terjadi secara langsung & tidak bertahap, seperti pindah dari satu anak tangga ke anak tangga ditingkat yang lebih tinggi diatasnya. Oleh karena itu perubahan dinamik crescendo - decrescendo tidak lazim pada karya-karya musik Barok. Perhatikanlah first movement Spring dari Four Seasons - Antonio Vivaldi.
  • Tekstur & Gaya Barok
Karya-karya musik diakhir jaman Barok kebanyakan memiliki tekstur poliphoni. Tekstur ini berciri dua atau lebih jalur suara yang saling berkompetisi untuk menarik perhatian pendengar. Biasanya jalur suara Sopran (atas) & Bass (bawah) adalah jalur suara yang penting. Imitasi melodi pada jalur suara satu dijalur suara yang lain merupakan fenomena yang lazim pada karya-karya musik pada masa ini. Tapi tidak semua musik akhir jaman Barok bertekstur poliphoni, ada juga karya yang menggunakan kombinasi poliphoni & homophoni, seperti pada beberapa karya George Frederick Handel atau karya-karya vocal jaman Barok. Karya-karya Johann Sebastian Bach salah satunya banyak menggunakan tekstur polifoni gaya Barok.
  • Penggunaan Akor & Basso Continuo
Akor "Chord" menjadi sesuatu yang penting di jaman Barok, bila pada masa sebelumnya "Renaissance", nada yang membentuk keindahan satu alur melodi secara horisontal lebih dipentingkan, sementara pada jaman Barok perhatian dalam membuat melodi sudah didasari oleh keberadaan suara Bass sebagai dasar dalam penyusunan melodi. Seringkali komposer menciptakan melodi yang sesuai dengan akor yang diinginkan. Perhatian terhadap akor juga berimplikasi pada munculnya karakteristik lain yakni basso continuo. Contoh yang mudah dalam hal ini dapat di-amati pada karya Adagio dari T. Albinoni. Basso Continuo atau figured Bass yang merupakan iringan (accompaniment) yang ditulis dalam bentuk suara Bass & symbol angka yang menggambarkan nada-nada bagian suatu akor yang boleh dimainkan dalam bentuk improvisasi. Biasanya dimainkan paling tidak oleh dua instrument yakni organ atau harpsikor & instrument yang bersuara rendah seperti Cello atau Bassun. Dengan nada tangan kirinya para pemain organ yang dimainkan oleh Cello atau Bassun, sementara tangan kanan memainkan improvisasi akor. Basso Continuo ini membuat para pemain musik tidak direpotkan dengan tulisan yang kompleks karena pemain cukup membaca symbol angka saja.
  • Syair & Musik Gaya Barok
Sebagaimana halnya komposer jaman Renaissance, komposer jaman Barok juga menggunakan musik untuk menggambarkan kata-kata. Misalnya surga digambarkan dengan nada tinggi, sementara neraka dengan nada-nada yang rendah. Komposer Barok seringkali menggunakan not yang banyak & padat pada satu suku kata untuk mendorong penyanyi menunjukkan virtuositas atau keahliannya dalam teknik menyanyi. Kata-kata atau kalimat tertentu dapat diulang beberapa kali. Karya-karya opera Barok dapat dijadikan contoh yang baik untuk hal ini.
  • Orkestra Barok
Pada periode Barok, orkestra masih didominasi oleh instrumen strings. Dalam standar modern, orkestra Barok terdiri dari sepuluh sampai tiga puluh, atau empat puluh orang pemain. Inti orkestra yakni Basso Continuo (harpsikor, Cello, Double Bass atau Basun) & upper strings (biola satu, biola 2 & biola alto). Penggunaan instrumen tiup kayu (woodwind), tiup logam (brass) & perkusi bervariasi tergantung karya & keinginan komposer.
  • Fuga
Fuga adalah satu komposisi poliphoni yang didasari oleh satu tema utama disebut subject. Fuga bisa dibuat untuk karya instrumen maupun karya vokal. Tekstur fuga biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima jalur suara. Subject bisa di imitasi oleh berbagai jalur suara. Keberadaan subject fuga menyiratkan keberlanjutan, variasi ritmik & perpindahan tangga nada. Hal ini memberikan kesan makna yang berbeda disepanjang karya. J.S. Bach banyak sekali menggunakan bentuk fuga ini, & tidak heran jika J.S. Bach disematkan dengan julukan sebagai Bapak Fuga. Pada banyak fuga, subject pada satu jalur suara biasanya diringi oleh jalur melodi lain yang memiliki ide melodi berbeda yang disebut counter melodi atau kontrapung. Counter melody selalu hadir bersama subject baik dalam jalur suara bawah maupun atas. Sesudah pembuka saat setiap suara mendapatkan giliran menyajikan subject. Komposer bebas untuk memutuskan berapa banyak subject diulangi, pada jalur suara mana, & dalam tonalitas apa saja. Ciri-ciri musik Barok saat ini masih banyak digunakan salah satunya pada gaya Jazz. Penggunaan basso continuo dalam Jazz dikenal sebagai walking bass. Demikian pula dalam hal fuga, dalam Jazz, fuga juga sering digunakan. Teori harmoni yang dikemukakan oleh J.s Bach dimasa Barok bahkan hingga sekarang masih digunakan dibidang aransemen atau penciptaan karya musik. Sementara karya-karya Barok disinyalir banyak digunakan sebagai musik untuk terapi terutama dalam meningkatkan konsentrasi belajar atau bekerja yang menggunakan aktivitas berpikir. Referensi tentang hal ini bisa banyak temukan dibeberapa literatur.

Rujukan:Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment