Masyarakat pada jaman Barok banyak disuguhi karya-karya musik yang indah, menyenangkan, & mengesankan, sekaligus berkesan simbolis & makna yang dalam. Simbol angka 3 (tiga) misalnya, memiliki makna Tritunggal, demikian pula angka 4 (empat) misalnya, memiliki makna tentang unsur-unsur alam. Peredaran & susunan planet-planet dalam system tata surya juga disimboliskan dalam perbandingan 4:5 untuk interval 3 terts mayor, 1:2 untuk interval 8 oktaf murni, ataupun 2:3 untuk interval 5 kwin murni. Tidak hanya symbol matematis saja yang digunakan dalam ilmu pengetahuan musik, tetapi juga lainnya.
Musisi Barok menyimbolkan bahwa pergerakaan melodi yang naik seperti gambaran tentang surga, sementara pergerakan melodi yang turun digambarkan sebagai neraka. Musik Barok umumnya memiliki ulangan-ulangan yang sama serta variasi dalam
detail-detailnya. Memiliki pergerakan secara siklus, hidup, & dinamis. Namun
pada bagian lain bergerak tenang & mengalir. Berbeda dengan gaya klasik, gaya
Barok relatif tidak memiliki titik tujuan. Beberapa yang dapat dijadikan acuan jika ingin mengapresiasi musik Barok:
- Perasaan Yang Menyatu
Kebanyakan karya-karya Barok khususnya instrumental, memiliki satu kesan mood atau perasaan yang menyatu. Misalnya suatu karya musik di awali dengan rasa bahagia, maka musik tersebut juga terus berlangsung untuk membangun rasa bahagia dari awal hingga akhir. Untuk itu, komposer menggunakan irama & pola melodi tertentu tersebut untuk menggambarkan suatu perasaan tertentu itu. Sementara karakteristik ini tidak berlaku untuk kebanyakan karya vocal di jaman Barok. Syair atau teks lagu umumnya menentukan perubahan mood. Perubahan mood yang drastis dapat terjadi bila syair atau teks lagunya menggambarkan perubahan. Namun kebanyakan perubahan ini terjadi setelah satu gambaran perasaan dinyanyikan dalam durasi atau jangka waktu yang panjang. Contoh karya yang dapat ditemukan pada aspek ini, silahkan dengar pada karya Concerto of Brandenburg - Johann Sebastian Bach.
- Irama Dalam Gaya Barok
- Melody Dalam Gaya Barok
- Dinamik Bertingkat
- Tekstur & Gaya Barok
Karya-karya musik diakhir jaman Barok kebanyakan memiliki tekstur poliphoni. Tekstur ini berciri dua atau lebih jalur suara yang saling berkompetisi untuk
menarik perhatian pendengar. Biasanya jalur suara Sopran (atas) & Bass (bawah) adalah jalur suara yang
penting. Imitasi melodi pada jalur suara satu dijalur suara yang lain merupakan
fenomena yang lazim pada karya-karya musik pada masa ini. Tapi tidak semua musik akhir jaman Barok bertekstur poliphoni, ada juga karya
yang menggunakan kombinasi poliphoni & homophoni, seperti pada beberapa karya
George Frederick Handel atau karya-karya vocal jaman Barok. Karya-karya Johann Sebastian Bach salah satunya banyak menggunakan tekstur
polifoni gaya Barok.
- Penggunaan Akor & Basso Continuo
- Syair & Musik Gaya Barok
Sebagaimana halnya komposer jaman Renaissance, komposer jaman Barok juga
menggunakan musik untuk menggambarkan kata-kata. Misalnya surga digambarkan dengan nada tinggi, sementara neraka dengan
nada-nada yang rendah. Komposer Barok seringkali menggunakan not yang banyak & padat pada satu suku kata untuk mendorong penyanyi menunjukkan virtuositas
atau keahliannya dalam teknik menyanyi. Kata-kata atau kalimat tertentu dapat diulang beberapa kali. Karya-karya opera Barok dapat dijadikan contoh yang baik untuk hal ini.
- Orkestra Barok
- Fuga
Rujukan:Berbagai sumber
No comments: